MBG Dianggap Belum Sempurna Tidak Dikasih Air Mineral, Siswa SMAN 15 Pandeglang Ngaku Tersedak.

Justice-post.com
Pandeglang-Banten/ Senyum sumringah tampak jelas di wajah ratusan siswa-siswi SMAN 15 Pandeglang ketika iringan tray berisi makanan bergizi mendarat di depan kelas mereka, Rabu (24/9/2025).
Program Menu Makanan Bergizi (MBG) dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Carita Mandiri seolah menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu.
Bungkusan makanan itu tersusun rapi, diikat per lima tray atau ompreng, sehingga mudah dibawa. Tak butuh waktu lama, para siswa pun segera menyerbu, membawa masing-masing jatah MBG ke ruang kelas. Suasana riuh gembira berubah hangat, ketika mereka membuka sajian hari itu: nasi putih, ayam goreng, tahu balado, potongan buah lengkeng, dan sayur pelengkap.
“Enak sih menunya. Hari ini aja ada ayam, ada tahu balado, buah lengkeng. Tapi kita suka kabeheulan (tersedak) tiap makan MBG karena gak ada air minumnya,” celetuk Syifa, salah seorang siswi sambil tersenyum malu-malu.
Ungkapan Syifa diamini beberapa rekannya. Meski puas dengan menu yang disajikan, sebagian siswa merasa perlu adanya tambahan air minum atau susu untuk melengkapi santapan. Tanpa minuman, mereka mengaku kerap terburu-buru mencari air isi ulang atau menahan haus di tengah jam pelajaran.
Program MBG sendiri dirancang untuk mendukung gizi seimbang siswa sekolah, terutama di wilayah Pandeglang. Kehadiran menu sehat dan bervariasi ini mendapat apresiasi luas dari guru maupun orang tua murid, yang menilai anak-anak kini lebih bersemangat mengikuti pelajaran.
Namun, usulan kecil soal penyediaan air minum dari siswa seperti Syifa memberi catatan penting. Bagi mereka, satu gelas air putih atau susu di samping nasi dan lauk akan membuat pengalaman menikmati MBG semakin lengkap.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Humas SMAN 15 Pandeglang, Komarudin, menegaskan bahwa sekolah tidak memiliki kewenangan untuk memenuhi kebutuhan di luar paket makanan yang disediakan, karena program ini merupakan kebijakan pemerintah.
“Pihak sekolah tidak menyediakan air minum karena sedang ada program lomba kebersihan dari Pemprov. Kami sudah sampaikan kepada murid-murid agar membawa air minum sendiri dengan tempat yang bukan sekali pakai, seperti tumbler,” ujar Komarudin.
Meski demikian, ia menilai program MBG memberikan manfaat besar bagi siswa.
“Dengan adanya MBG, anak-anak terbantu. Biasanya harus menyisihkan uang untuk makan siang, tapi sekarang bisa berhemat karena sudah dibantu pemerintah,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Koordinator Lapangan MBG SMAN 15 Pandeglang, Agus Utuhad, menyebut program ini berjalan lancar sejak diterima pada awal September 2025, meski ada sejumlah catatan dari siswa.
“Keluhan yang sering muncul misalnya menu berkuah tapi tidak ada sendoknya, ada ulat di sayur, hingga susu yang hanya tersedia seminggu sekali setiap Jumat. Kadang susu ada tapi buah tidak, atau sebaliknya. Informasi yang kami dapat dari sekolah lain justru lengkap, tanpa pengganti,” ungkap Agus.
Sementara itu, upaya awak media untuk meminta klarifikasi kepada pihak SPPG Carita Mandiri selaku penyedia MBG bagi SMAN 15 Pandeglang tidak membuahkan hasil. Pihak penyedia enggan memberikan keterangan tanpa alasan jelas.
Di sisi lain, Kepala SPPG Carita Mandiri Makmur, H. Jukarno, menjelaskan bahwa sejak awal sudah diinformasikan kepada sekolah bahwa SPPG hanya bertanggung jawab menyediakan makanan, tanpa perlengkapan makan maupun air minum.
“Meski tidak tercantum dalam MoU, kami selalu sampaikan bahwa yang kami kirim hanya menu makanan tanpa sendok, garpu, atau air minum memang dari sananya gak termasuk. Kalau SPPG lain bagaimana, saya kurang tahu,” jelasnya.
Raey.